IPB University menggelar Food and Agriculture Summit IV 2025, membahas penguatan ekosistem Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mendukung kualitas SDM dan kesehatan anak, ibu hamil, hingga lansia.
TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor -- IPB University menggelar Food and Agriculture Summit IV 2025, membahas penguatan ekosistem Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mendukung kualitas SDM dan kesehatan anak, ibu hamil, hingga lansia.
IPB University kembali menggelar Food and Agriculture Summit IV 2025, sebuah forum bergengsi yang membahas tema “Penguatan Ekosistem Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ”.
Acara ini menghadirkan berbagai tokoh penting di bidang pangan, kesehatan, dan ekonomi untuk membahas strategi dan kebijakan yang berkelanjutan demi mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Acara yang berlangsung di IPB Internasional Conventions Center (ICC), di Bogor ini dihadiri sejumlah narasumber utama, di antaranya Ketua Umum DPP Himpunan Alumni IPB; Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si, Rektor IPB University; Prof. Dr. Ir. Didik Suharjito, M.S, Kepala Pusat Kajian Resolusi Konflik (CARE IPB); Dr. rer. nat. Jaenal Effendi, S.Ag., M.A, Kepala PSP3 IPB; serta Dr. Ir. Tigor Pangaribuan, M.B.A, Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional.
Selain itu, hadir pula perwakilan seperti Dr. Drh. Agung Suganda, M.Si, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI; Drh. Nanang Purus Subendro, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia; dan Dr. Ir. Nani Hendiarti, M.Sc, Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan, Kemenko Pangan RI.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Arif Satria, Rektor IPB University, menyampaikan pentingnya melihat Program MBG dari perspektif ekosistem yang lebih luas.
“Sebagai center of excellence, IPB University berkomitmen untuk memandang MBG sebagai ekosistem yang saling terkait, baik dalam forward linkage maupun backward linkage,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa forward linkage program ini berfokus pada dampak terhadap kesehatan dan kualitas SDM di masa depan.
“Program MBG ini strategis karena menjadi intervensi penting dalam menyiapkan SDM unggul untuk Indonesia Emas 2045. Saat ini, 65 persen masyarakat belum memiliki pola sarapan yang teratur, dan MBG hadir untuk mengatasi masalah ini,” lanjut Arif.
Sementara itu, dari sisi backward linkage, program ini harus melibatkan ekonomi lokal.
“Kita perlu memastikan bahwa bahan pangan yang digunakan dalam program ini berasal dari petani lokal, sehingga ekonomi pedesaan juga tumbuh. Ini adalah ekosistem yang harus kita perkuat,” jelasnya.
Sebagai penutup sambutan, Prof. Dr. Arif Satria menegaskan bahwa IPB University akan terus mendukung program ini melalui penelitian, kajian, dan pengabdian masyarakat.
“Ini adalah wujud nyata kontribusi IPB untuk Indonesia yang lebih baik. Kami optimistis, dengan ekosistem yang kuat, Program MBG akan menjadi tonggak penting dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Kajian IPB
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni IPB (HA IPB) sekaligus Ketua Panitia, Dr. Walneg S. Jas, menyatakan bahwa Food and Agriculture Summit telah menjadi agenda rutin IPB selama empat tahun terakhir.
"Kami bertujuan membuat kajian kebijakan agro maritim dengan melibatkan lintas kementerian/lembaga. Selain itu, kami juga memberikan rekomendasi kebijakan agar program yang dirancang berjalan lebih baik dan berkelanjutan," ungkapnya.
Walneg menambahkan bahwa sejak tahun pertama, berbagai topik telah diangkat sebagai bahan kajian, seperti perberasan, stunting, dan evaluasi ekosistem pengembangan agro maritim menuju Indonesia Emas 2045.
"Tahun ini, kami fokus pada kebijakan MBG yang telah berjalan sejak 6 Januari 2025. Fokusnya bukan lagi soal perlu atau tidak, melainkan bagaimana program ini berjalan tepat sasaran dan memberikan manfaat luas bagi anak-anak, ibu hamil, hingga lansia," jelasnya.
Melalui diskusi ini, Walneg berharap tercapai penguatan ekosistem MBG dari berbagai perspektif, seperti pembiayaan, perubahan budaya, dan perilaku masyarakat.
"Kita harus elaborasi semuanya untuk mendukung keberhasilan implementasi MBG," ujarnya.
Sehingga nantinya, hasil kajian dan rekomendasi dari Food and Agriculture Summit IV 2025 akan menjadi panduan penting bagi pemerintah dalam mengimplementasikan program MBG.