Jumat, 19 April 2024


Beras Ketan Hitam Bandung Terkenal Terbaik Di Dunia, Kementan Pacu Ekspornya

20 Sep 2019, 18:50 WIBEditor : Ahmad Soim

Beras ketan hitam bandung Terkenal Terbaik | Sumber Foto:Kontributor



TABLOIDSINARTANI.COM, Bandung - Beras ketan hitam petani di Desa Cipeuyeuh, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung mempunyai pangsa pasar ekspor yang kontinu ke Singapura dan Hongkong sejak tahun 2010 hingga saat ini. Pasalnya berbeda dengan ketan hitam dari negara lain karena dari Kabulaten Bandung ini terkenal lebih wangi dan enak, bahkan diakui oleh eksportir, tastenya masih belum terkalahkan.

Hal ini terungkap dalam kunjungan kerja Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) guna melalukan panen padi ketan hitam di Desa Cipeujeuh Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jumat (20/9/2019). Panen ini dilakukan bersama Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Hendri Jatnika, eksportir dan bersama petani.

Suwandi mengatakan hingga saat ini Kementan sangat fokus mengembangkan budidaya padi ketan ini dari hulu hingga hilir, bahkan terus memacu peningkatan volume ekspor. Kementan sebagai penjembatan antara petani dan eksportir agar bisa memperpendeknrantai pemasaran sehingga petani benar-benar mendapat keuntungan.

"Saya mengapresiasi masih ada tanam dan panen di musim kering ini. Saya berharap para petani supaya meningkatkan kapasitas kelembagaannya jadi kelompok usaha," katanya.

"Silahkan bermitra dan diperluas pasarnya. Harga ketan hitam sudah tinggi dan bagus, tinggal benahi profesionalitas kelompoktaninya," tambah Suwandi.

Deden, petani dari Kelompok Tani Jasarama, Kecamatan Pacet menyebutkan petani di daerahnya sudah lama membudidayakan ketan hitam dengan menggunakan varietas lokal. Di Bandung terdapat luas pertanaman padi ketan hitam sekitar 840 ha dengan varietas lokal.

"Paling banyak di Ciparay seluas 375 ha. Provitas rata-rata tercatat 5,5 sampai 7 ton per hektar. Kalau harganya saat ini pas bagus sekitar Rp 8 ribu per kiligram untuk gabah kering panennya dan menjadi berasnya dihargai Rp 20 ribu per kilogram," bebernya.

Pemasaran beras di daerah ini, kata Deden, sebanyak 70 persen dipasarkan ke Cipinang yang dibeli oleh Himpunan Pedagang Beras Ciparay dengan harga Rp 22 ribu per kg. Sementara 30 persennya dipasarkan secara lokal atau wilayah Bandung saja.

"Padi ketan hitam tumbuh baik di lahan dataran tinggi. Seperti halnya di Ciparay dengan ketinggian sampai 800 dpl, memang cocok ditanam ketan hitam," ujarnya.

Pertanaman yang dikunjungi kali ini merupakan padi yang ditanam pada bulan April dan diperkirakan panen 5 sampai 6 bulan berikutnya yakni sekitar September dan Oktober. Pertanaman ketan hitam dilakukan setahun 2 kali karena umurnya yang lumayan panjang tersebut.

"Biasanya yang pemasaran lokal diolah lagi jadi rengginang, tape dan brownies. Rasanya memang beda lebih renyah dan gurih," tutur Deden.

Di tempat yang sama, Ketua Kelompok Tani Yasarama, Nurunhidayah menuturkan dari sisi produksi biaya untuk budidaya beras ketan hitam sekitar Rp 30 juta per ha per musim. Jika dihitung-hitung, pendapatan kotornya sekitar 46 juta per ha, sehingga keuntungannya mencapai Rp 38 juta per hektar per musim.

"Saya berharap ada varietas baru yang mampu memperpendek umur tanaman ketan hitam. Kalau ada varietas baru yang umurnya sekitar 4 bulan lah, paling tidak kita jadi bisa tanam 3 kali setahun," tuturnya.

"Saya pun berharap ada bantuan penggilingan dan penyaringan agar mutu ketan hitam mampu memenuhi pangsa ekspor," pintanya.

Eksportir dari PT Sejati Makmur, Cecep mengatakan pada bulan September ini tercatat ada ekspor ketan hitam ke Singapura sebesar 22,5 ton. Dari kondisi ini, petani perlu dibantu agar menghasilkan beras ketan hitam yang berkualitas tinggi.

"Memang mereka sekarang pinginnya yang warna bener-bener hitam tanpa kecampur, jadi memang perlu adanya color sorter di petani ini," ujar Cecep

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Hendri Jatnika menegaskan pihaknya mendorong penuh penuh dan pelaku usaha agar menghasilkan beras ketan hima yang memiliki khas varietas lokal di Jawa Barat.

"Kami akan mengembangkan beras khusus ini, seperti beras organik, beras hitam, beras merah, basmati dan japonica. Mitra sudah datang, tinggal bagaimana memperpendek jalur pemasaran," pungkas Hendi.

Reporter : Kontributor
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018