Selasa, 20 Mei 2025


Budidaya Jamur Tiram, Aisyah Jual Jamur Segar dan Olahan

02 Agu 2022, 14:49 WIBEditor : Herman

Aisyah Lucky Amalia, Pelaku Usaha Jamur Tiram

TABLOIDSINARTANI.COM, Situbondo --- Sedikit pesaing, pasar yang besar dan harga yang tinggi menjadi alasan Aisyah Lucky Amalia membudidayakan Jamur Tiram. Bukan hanya jamur segar, petani milenial asal Situbondo, Jawa Timut ini juga mengolah jamur tiram menjadi jamur crispy, pentol, sate hingga siomay jamur. 

“Awalnya, kebetulan ada Program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian, saya dengan beberapa teman bergabung dalam kelompok membuat proposal, lalu mendapat bantuan dana hibah dari Kementerian Pertanian,” ungkap Aisyah. 

Bukan jamur tiram, dana hibah dari Kementerian Pertanian digunakan petani milenial lulusan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang ini untuk mengembangkan pertanian hortikultura di lahan sawah milik orang tuanya di Situbondo, Jawa TImur.  

“Mulanya bukan bertani jamur, kebetulan orang tua ada sawah kemudian mencoba menanam tanaman hortikultura, seperti bawang, cabe, dan terong,”kenangnya. 

Namun karena pandemic covid dan diterapkanya  lockdown tahun 2020 membuat budidaya sayur yang dilakukan Aisyah sulit untuk berkembang. Aisah mencoba mencari alternatif lain usaha pertanian yang tidak memerlukan dana besar dan bisa dilakukan di rumah.

 

Dari beberapa referensi yang diperoleh, Aisyah memilih budidaya tamur tiram. Hal tersebut bukan tanpa alasan, petani jamur tiram yang masih sedikit di Situbondo dan harga di pasar yang cenderung mahal menarik minat Aisyaj untuk menanam jamur tiram.

“Setelah survei ke pasar-pasar ternyata harga jamur tiram itu masih tergolong mahal dibandingkan kota atau kabupaten tetangga lainnya, jadi peluangnya besar akhirnya saya tertarik budidaya jamur tiram,” ungkapnya.  

Untuk mewujudkan keinginanya, Aisyah memutuskan untuk belajar budidaya jamur tiram  

kepada teman pembudidaya jamur tiram di daerah Bondowoso. Dan setelah mendapatkan ilmu budidaya yang cukup, Aisyah memutuskan untuk memulai budidaya akhir 2021.  .

Aisyah mengaku saat ini di kumbungnya ada sekitar 2500 log yang dibagi dalam dua tahap pembelian. Tahap pertama sebanyak 1500 baglog dan tahap ke kefua sebanyak 1000 baglog.  

”Sebenarnya ada beberapa orang yang menawarkan untuk pelatihan pembuatan baglog, saya berpikir sepertinya agak berat karena beresiko kegagalan yang tinggi, belum lagi alat-alatnya, jadi sementara membeli dulu,” tambahnya. 

Selain menjual dalam bentuk segar, Aisyah saat ini juga sudah mulai membuat berbagai olahan dari jamur tiram berupa jamur crispy, sate jamur, pentol jamur, dan siomay jamur

 

“Di awal karena belum punya pasar dan hasil melimpah saya sempat mengalami kelebihan stok dan untuk mengatasinya saya mencari referensi oalah jamur tiram. Karena bila bergantung dengan hasil jamur segar saja maka akan rugi,” ungkapnya. . 

Dalam membudidayakan jamur tiram, Aisyah membuat kumbung beralaskan plester semen dan sebagian lagi beralaskan pasir agar kelembapan dalam kumbung bertahan lama. Sedangkan untuk tempat baglog di dalam kumbung, dibuat rak khusus dari bamboo dan tali raffia,’ tambahnya.  

Perawatan jamur tiram bisa dikatakan tidak terlalu sulit, Sejak awal produksi jamur tiram, Aisyah cukup melakukan penyemprotan media baglog dengan menggunakan air cucian beras setiap hari.   

Dari 1500 baglog di awal usaha, Asiah bisa memanen 5 kg jamur segar setiap hari yang dijual langsung kepada konsumsn rumah tangga maupun para pedagang pasar.

Dalam menjalankan budidaya jamur, Aisyah mengaku beberapa kali mengalami kegagalan dan berbagai kendala. Serpert serangan hama ulat berwarma putih pada jamur riram yang penanganannya harus dilakukan secara manual yaitu memberishkan satu per satu.   

“Kedepan pengembangannya ingin membuat produk olahan, dan memiliki surat izin berusaha supaya produknya bisa dipatenkan. Harga jamur tiram sendiri per kilogram dipasaran saat ini kisaran Rp 20 ribu – Rp 25 ribu per pack,”pungkasnya.

Reporter : Soleman
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018