TABLOIDSINARTANI.COM, JAKARTA -- Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang cenderung mudah dibudayakan, karena memang teknologi budidayanya mudah dikuasai masyarakat. Bahkan tidak jarang ditemui masyarakat yang sekadar hobi memelihara ikan juga mempunyai kolam di rumah turut membudidayakan ikan lele.
Pemasaran ikan lele di Indonesia juga relatif mudah. Tidak hanya lele goreng, kini pengolahan lele menjadi produk abon sudah banyak ditemui di pasaran, namun terkadang pengolahan abon yang hanya membutuhkan dagingnya menyisakan isi perut, tulang, kulit dan sirip sebagai limbah. Padahal bagian lele seperti kulit dan sirip juga dapat dimanfaatkan menjadi makan ringan seperti keripik.
Hal ini seperti yang diinformasikan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Limbah kulit dan sirip ikan lele dapat diolah menjadi makanan ringan seperti keripik yang rasanya tidak kalah enak dengan dagingnya. Nilai jualnya juga dapat tinggi jika dikemas secara baik dan menarik.
Lele mengandung lisin dan glutamate yang cukup tinggi, sehingga kerupuk lele mempunyai rasa gurih yang khas membedakan dengan krupuk lainnya. Kulit ikan lele juga tidak kalah bergizi dengan dagingnya. Mengandung 69,6% air; 26,9% protein; 2,5?u dan 0,7% lemak. Selain itu sirip ikan lele terasa lebih renyah karena berupa tulang rawan.
Cara Membuat
Bagaimana cara membuat keripik lele? Pertama yang harus kita lakukan adalah pemfiletan ikan lele. Ikan lele difilet dengan cara menghilangkan terlebih dahulu dengan mengerat kulit bagian bawah dan sepanjang sirip punggung. Kulit ikan lele kemudian ditarik dengan tangan sehingga diperoleh ikan lele tanpa kulit.
Sirip ikan lele yaitu bagian punggung, perut dan sirip ekor kemudian digunting. Kulit dan sirip ikan telah didapat. Jika ikan lele ingin digunakan sebagai bahan membuat abon, maka dapat dilanjutkan dengan pemfiletan daging ikan lele.
Kedua, cuci bersih dan rebus. Setelah kulit/sirip di cuci bersih dan ditiriskan, kemudian kulit dicelupkan ke dalam air panas selama kurang lebih 2 menit, sehingga kulit mengalami pembengkakan atau swelling. Perebusan dilakukan agar rantai polisakarida penyusun dinding sel kulit mengalami hidrolisis dan fraksinasi, menjadi rantai polisakarida yang lebih pendek.
Ketiga, perendaman dalam air es. Kulit yang sudah direbus kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam air es, sehingga mengalami pengerutan kembali. Keempat, potong kulit dan siapkan bumbu halusnya. Untuk 1 kg kulit/sirip ikan lele dibutuhkan 15 gr garam, 50 gr bawang putih halus, 50 gr kemiri, 50-100 ml air, daun jeruk secukupnya. Bumbu yang sudah dihaluskan kemudian ditambahkan ke adonan tepung sehingga membentuk adonan kental. Kulit/sirip ikan lele dicelupkan ke dalam larutan bumbu tersebut.
Kelima, pembaluran dengan adonan tepung. Adonan tepung di antaranya 500 gr tepung beras, 25 gr tepung meizena, 1,25 gr baking powder dan 20 gr penyedap rasa. Kulit/sirip ikan lele dimasukkan dalam campuran tepung dan dilumuri sampai rata.
Keenam, penggorengan dan penirisan. Kulit/sirip ikan lele digoreng dengan minyak panas dengan api besar, digoreng sampai kering kemudian diangkat dan ditiriskan. Untuk mendapatkan tekstur keripik lele yang renyah, kulit lele digoreng dua kali.
Keripik lele yang telah digoreng sebelumnya didiamkan selama 1 malam pada suhu ruang. Penggorengan kedua dilakukan dengan minyak panas sampai produk berwarna coklat kekuningan atau keripik lele menjadi renyah. Demikian tips pengolahan sirip kulit dan sirip ikan lele menjadi. Jangan lupa agar kerenyahan keripik dikemas dengan kemasan yang kedap udara, seperti menggunakan plastik polyethilen. Untuk dipasarkan jangan lupa untuk menambah label kemasan dengan keterangan seperti brand, komposisi bahan dan keterangan pendukung lainnya.