Istiewa
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian pun mendorong peningkatan konsumsi pisang. Jika saat ini hanya 7,2 kg/kapita/tahun, maka pada tahun 2024 diharapkan meningkat menjadi 9,5 kg/kapita/tahun.
“Bisa tidak? Jawabnya bisa. Pengalaman Thailand dan Jepang justru peningkatan konsumsi pisang lebih besar dari Indonesia. Bahkan di kota besar mungkin konsumsi beras sudah mencapao 85 kg/kapita/tahun,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pangan, Agung Hendriadi.
Untuk itu kata Agung, pemerintah mendorong UMKM mengembangkan karbohidrat non beras, termasuk pisang. Jadi bukan hanya untuk icip-icip atau camilan. “Tujuan kita meningkatkan kualitas pangan yang bergizi, seimbang dan aman,” ujarnya saat webinar Eksplorasi Pangan Lokal: Pisang, Kenyang Ngga Harus Nasi yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, Rabu (28/7).
Baca Juga
Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi mengatakan, ada tiga strategi pemerintah mendorong diversifikasi pangan lokal. Pertama, peningkatan produksi. Kedua, promosi yang bersifat formal dan informal. Formal melalui peraturan gubernur, bupati/kota, sedangkan informasl melalui media sosial.
Ketiga, memperbaiki akses masyarakat terhadap pangan lokal. Misalnya, melalui penguatan UMKM pangan lokal, pembiayaan melalui KUR dan branding. “Pemerintah juga membantu dengan membuka pasar melalui market place, baik fisikal maupun digital,” ujarnya.